Thursday, 18 June 2020

Pengalaman Telinga Anak Iritasi (Anting dr.evoo)

Hi moms, I have a baby girl now. Sebelum baby girl ku lahir, aku belum sempet banyak browsing tentang tindik dan anting untuk baby karena aku pikir bisa langsung ditindik di RS pas lahiran tapi karena aku lahiran pas pandemi corona, dr. bedah anak tidak praktik, jadi nggak bisa tindik di RS.

Long story short, aku dapet rekomen untuk tindik dengan dr. evoo. Aku baca anting dr. evoo ini tipe medical grade yang minimum banget chance untuk iritasi ataupun alergi, tindiknya juga pakai alat tembak jadi less pain, dengan pertimbangan kedua hal itu, aku putusin buat tindik dengan anting dr. evoo. Karena pandemi, dr. evoo lebak bulus tutup, akhirnya hanya bisa tindik dengan rekanan dr. evoo dan waktu itu yang available di domisiliku cuma BWCC Jagakarsa.

Jumat, 29 Juni 2020 aku coba WA CS BWCC dan katanya untuk tindik dr. evoo tinggal datang aja, akhirnya aku pun datang. Pas datang, ternyata kliniknya penuh banget, agak khawatir nggak bisa physical distancing. Setelah pendaftaran, anakku ditindik di ruang bersalin karena mungkin itu satu-satunya ruang yang kondusif saat itu, seperti yang kubilang sebelumnya, klinik lagi rame. Proses tindiknya cepet banget dan nggak berdarah sama sekali walaupun anakku tetep nangis ya moms. Setelah tindik, aku sama sekali gak dikasih instruksi perawatannya huhu. Oh ya, biaya tindik dr. evoo di BWCC Jagakarsa Rp685.000,00.



Aku sempet nanya ke bidan yang tindik,
A : Mba, ini perawatannya gimana ya habis tindik?
B : Cuma dibersihin aja kok bun, dr. evoo mah simple banget bun, tadi aja gak berdarahkan?
A : Iya sih mba

Nah salahku, aku nggak tanya detail juga ya, dibersihin maksudnya pakai air? pakai cairan antiseptic? berapa kali sehari?

Dan ternyata, kata temenku yang pernah tindik dr. evoo harusnya dapet salep yang tiap mandi diolesin di tindikannya huhu, di BWCC aku gak dikasi apapun, too bad.

10 hari kemudian, anakku rewel dan ternyata telinga anakku iritasi :(, bernanah dan bau moms.

Aku pun langsung chat CS dr. evoo dan mereka sangat fast respon. Mereka bilang mereka udah ngehubungin BWCC dan BWCC harusnya ngehubungin aku tapi sampai hari besoknya, nihil moms, I`m dissapointed and we`re done BWCC.

Aku minta tolong ke bagian aftercare dr. evoo untuk dibimbing gimana cara mengobati luka anakku dan mereka sangat helpful. Pertama, aku diminta foto telinga anakku. Ini foto terbaik yang bisa aku kasih karena tiap dipegang telinganya yang luka, anakku nggak nyaman jadi gerak terus (foto menyusul).

Tapi bagian aftercare dr. evoo sepertinya sudah biasa menangani hal ini, mereka jawab,"Bu ini make antingnya terlalu ketat mungkin jadi gak ada sirkulasi udara dan lembab."

[Ini bener bangettt, luka di telinga babyku itu ya karena keteken juga sama piringan belakang antingnya.]

After that, aku diminta bersihin lukanya pakai betadine dan kasa, nanti dilihat perkembangannya selama dua hari.



Nah aku bersihin deh moms luka telinga anakku 3x sehari, hari pertama anting kucopot dan beberapa saat kemudian, udah gak bernanah, tinggal tunggu lukanya menutup.

Di hari kedua, luka anakku udah menutup dan kering, akhirnya aku coba untuk pakaiin antingnya lagi. Beberapa hari dipantau, aman, asalkan kebersihan terjaga. Cara jaga kebersihannya, disabunin tiap mandi pagi - sore dan harus dikeringkan. Alhamdulillah sejauh ini aman.

Wednesday, 10 June 2020

Lika-liku MPASI : Pengalaman Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada Anak Usia 10 bulan

Hamil - melahirkan - ASI checked, hampir no drama.

But MPASI is a different story.

Anak pertamaku, Raqi, mulai MPASI di usia 6 bulan kurang 6 hari, dengan 6 harinya itu untuk latihan menu tunggal. Enam sampai sepuluh bulan usia anak, MPASI lancar. Bulan ke-11, bb anakku mulai nggak naik, di 10.5 kg. Ini grafik BB Raqi :

Di bulan 11, sejak BB Raqi pertama kali stuck, DSA sudah merujuk untuk check laboratorium lengkap karena suspect Anemia Defisiensi Zat Besi. Sebenarnya sih, biasanya cek lab baru dilakukan pas anak dua bulan berturut-turut nggak naik BBnya tapi kata DSAnya,"Bu, saya sering lihat anak-anak full ASI yang BBnya besar kaya si adek, mengalami anemia defisiensi zat besi, kita lebih baik mencegah ya bu, jadi cepet ditangananinya."

Setelah cek lab lengkap, hasilnya....


ini aku cut untuk privacy ya. Intinya, dari range normal 26.08 - 287.6, feritin anakku hanya 3.83. Jauh banget kan moms. Oh iya, definisi feritin dari halodoc :

Ferritin adalah sejenis protein dalam tubuh, yang berfungsi mengikat zat besi. Sebagian besar zat besi yang tersimpan dalam tubuh terikat dengan protein ini. 

Aku kutip dari IDAI :
Gejala dan penyebab anemia defisiensi besi 
Gejala yang paling sering ditemukan adalah pucat yang berlangsung lama (kronis) dan dapat ditemukan gejala komplikasi, a.l. lemas, mudah lelah, mudah infeksi, gangguan prestasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan gangguan perilaku. 
Penyebab defisiensi besi menurut umur 
Bayi kurang dari 1 tahun 
  • Cadangan besi kurang, a.l. karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI ekslusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan. 
  • Alergi protein susu sapi

Nah sebenernya dari usia 4 bulan. aku udah diresepin zat besi merk Ferriz untuk dikasih tiap hari ke anakku tapi karena sejauh ini kupikir anakku baik-baik aja, sehat dan perkembangannya baik, jadi nggak aku kasih setiap hari, paling beberapa hari sekali, itu pun dimulai dari usia 6 bulan dan tidak rutin.

Dilematisnya, aku sempet konsul ke konselor laktasi juga pas pra-MPASI dan menurut konselor laktasi. Hasilnya, ASI aja seharusnya udah cukup untuk anak usia 0 - 6 bulan. Pas MPASI pun, asalkan pola makan baik dan seimbang, anak tidak perlu tambahan zat besi. Jujur, aku sependapat dengan konselor laktasi.

...

Setelah hasil lab di atas keluar, anakku diresepin zat besi merk Maltofer (karena anakku kurang cocok Ferriz). Dosisnya waktu itu 12 tetes, diminum setiap bangun tidur, sebelum mengonsumsi apapun. Tiga bulan anakku konsumsi Maltofer ditambah diet yang berubah, jadi banyak kasih ati ayam (meski dari awal MPASI juga udah sering kasih ati ayam tapi sekarang dosisnya bener-bener aku tambah). Tiga bulan berlalu, belum naik juga BBnya, aku pun ternyata keliru, dalam diet MPASI anak, kandungan lemaknya ternyata kurang banyak. Akhirnya aku perbanyak keju dan santan, tentunya diseimbangkan dengan yang lain.

Stress? Tentunya iya moms. Aku merasa lelah dan hal ini bersamaan juga dengan penolakan anakku  makan di kursi, maunya sambil jalan-jalan keluar rumah. Akhirnya, good bye feeding rules, tiap makan sekarang anakku jalan-jalan, yang penting mau makan.

Sebulan kemudian, BB anakku mulai naik! dan jadi lebih mudah juga kalo makan. Kontrol ke DSA, mulai dikurangi dosis zat besinya jadi hanya 5 tetes namun diet MPASI tetep perbanyak zat besi dan lemak.

Semakin hari, anakku lancar-lancar aja makannya, hampir semua makanan mau, ASALKAN tidak ngemil ataupun minum susu dekat dengan jam makannya. Ini benar-benar harus ketat moms. Kalo menurut dr. Apin, supaya anak mau makan kuncinya cuma dua : lapar dan enak, ku pun sekarang menerapkan dua hal itu.

Ketika anakku usia 1 tahun 9 bulan, BB nya pun udah dianggap oke oleh DSA dan akhirnya stop zat besi tambahan, hanya diperhatikan diet MPASInya.

Aku baru berani nulis cerita ini karena aku merasa sekarang udah selesai drama MPASInya. But trust me, it always feels imposible until it done.

Oh iya, tambahan, sebelnya ADB ini juga menyebabkan masalah melebar kemana-mana seperti perkembangan anak yang lambat. Anakku baru mulai jalan di usia 14 bulan, lancarnya itu di usia 15 - 16 bulan dan dokter bilang, ADB ini bisa jadi penyebabnya.

So guys, perhatikan ya asupan zat besi untuk anak!

Untuk moms yang mengalami hal serupa, BB anak stuck, bisa coba lakuin :
  1. Konsultasi dengan Dokter Spesialis Anak
  2. Perhatikan diet MPASI anak, kandungan, dan takarannya
  3. Stay positive, this too shall pass moms


Monday, 8 June 2020

Review Mamypoko Extra Soft, Mamypoko Royal Soft, Mamypoko Extra Kering, dan Pampers

I`m gonna give a quick review of four popular diapers that I`ve been used for my second baby. I think it may be helpful for mothers out there. These are the diapers that I`ll review:


Semua foto di atas adalah ukuran newborn kecuali untuk merk pampers, itu size S ya moms.

Oke deh, reviewnya aku mulai dari yang paling ekonomis ya...

1. Mamypoko Extra Kering

Plus :

  • Paling ekonomis, untuk size NB-S aku beli di harga Rp53.500 dengan isi 44 pcs (Rp1.215/pc)
  • Paling mudah didapatkan, kalau kepepet di minimarket terdekat hampir selalu ada dan lengkap sizenya
  • Size NB nya relatif besar jadi untuk chubby baby bisa pakai ini
  • Anakku tidak ruam pakai diaper ini


Minus :

  • Diaper ini cenderung kasar permukaannya dibandingkan 3 diapers lainnya
  • Ketahanannya relatif lebih pendek dari yang lain, mesti sering diganti dan sering bocor sehingga perlu effort lebih kalau mau pakai diaper ini
  • Tidak ada indikator penuh atau tidaknya air di diaper


2. Mamypoko Royal Soft

Plus :

  • Mudah didapatkan, meski di minimarket tidak selalu lengkap ukurannya
  • Bahannya lembut banget, cocok untuk bayi baru lahir
  • Ada indikator penuh/ tidaknya air di diaper
  • Ketahanannya lumayan oke
  • Harga oke kualitas segini, yaitu Rp158.900 Untuk size NB84 (Rp1.891/pc)
  • Anakku tidak ruam pakai diaper ini


Minus :

  • Cuttingnya lebih kecil, untuk chubby baby siap-siap beli ukuran diatasnya ya


3. Mamypoko Extra Soft

Plus:

  • Bahannya lebih lembut dari Mamypoko Extra Kering dan Pampers namun tidak lebih lembut dari Mamypoko Royal Soft
  • Cuttingan lebih besar dan ada karet di pinggangnya
  • Ada indikator penuh/ tidaknya air di diaper


Minus:

  • Lumayan sering bocor
  • Sering bocor maka sering ganti, dengan Harga yang sama Mamypoko Royal Soft jadi terasa lebih mahal
  • Anakku ruam pake Mamypoko tipe ini


4. Pampers

Plus :

  • Pampers ini sering kugunakan sebagai remedy Kalau anakku habis coba diaper baru tag ternyata bikin dia ruam. Pampers oke banget buat baby yang kulitnya sensitif, banian yang cocok pake ini.
  • Ada indikator penuh/ tidaknya air di diaper
  • Ketahanannya paling tinggi, bisa tahan 12 jam di anakky panpa bocor, even Mamypoko Royal Soft only last maximum 6-8 hours


Minus :

  • Bahannya kurang lembut
  • Harga paling mahal diantara diapers di atas, Untuk S48 aku beli Rp140.000 (Rp2.916/pc)


Rekomendasiku untuk tau diaper mana yang terbaik Untuk baby kita, baiknya kita trial 1-1, bisa dicoba dari yang paling ekonomis dulu moms :).

Review PRP dan Derma Punch di NMW Skin Care Depok

 *Review ini akan di- update secara berkala mengingat aku masih menjalani rangkaian treatment. Tulisan terdahulu ku tentang review NMW ada d...