Tuesday, 16 November 2021

Review PRP dan Derma Punch di NMW Skin Care Depok

 *Review ini akan di-update secara berkala mengingat aku masih menjalani rangkaian treatment.

Tulisan terdahulu ku tentang review NMW ada di sini ya :

Review NMW

Selama empat tahun belakang ini, aku berhenti perawatan baik treatment ataupun krim NMW. Setelah berhenti nggak ada efek sampingnya kok, alasan berhenti karena aku pindah pulau jadi milih rangkaian skin care yang lebih mudah didapatnya.

Nah empat tahun ini juga aku hamil dan menyusui dua anak. Perubahan hormon, pola tidur, dan nggak telaten skin care an bikin muka nggak banget. Sempet kena cacar air semuka-muka kena, ditambah kalo ada jerawat suka dipecahin jadi makin banyak bopeng di muka.

Mumpung lagi di Jakarta, aku ke NMW. Banyak banget perubahan, layout kliniknya juga udah lebih modern.


Sebelum datang, aku sempet konsultasi online by WA (lagi pandemi) dan diresepkan beberapa krim yang udah aku pake selama tiga bulan sebelum datang langsung ke klinik. Pas hari H, aku nelfon dulu ke kliniknya, nanya rame atau nggak karena aku bawa anak-anak (nunggu di mobil), ternyata katanya nggak rame. Okelah langsung meluncur.

Sampai di NMW, registrasi keanggotaan online (dibantu CS), lumayan lama ini, kayaknya 20 menit. Habis itu deposit uang 100rb ke kasir, uang ini nantinya bisa dipake untuk bayar treatment atau krimnya. Setelah deposit, balik lagi ke CS, buat daftar konsul.

Setelah terdaftar, langsung dipanggil untuk konsultasi ke dr. Hanny.  As I predicted, aku direkomendasiin PRP++. Pas aku ke sana lagi ada promo bundling PRP, punch, dan sinar xxx (lupa) jadi 700rb aja + 50rb (biaya konsultasi). Aku pun nyoba ini.

Oh iya dokter bilang, untuk bopeng di muka ku ini, bisa banget bopengnya hilang tapi harus PRP sebulan sekali, kalo hanya 1x efeknya kurang maksimal. So, as I`ve said before, review ini akan terus di-update.

Setelah setuju dengan rangkaian treatment nya, langsung deh bayar di kasir. Aku ambil beberapa krim juga, totalnya 900rb an. Habis itu diarahin ke lantai dua. Nggak antri dan sepi (waktu itu jam 11 pagi di hari kerja).

So, what is PRP?

PRP (Platelet Rich Plasmamerupakan plasma darah yang telah diperkaya dengan trombosit. Trombosit atau keping darah mengandung ratusan protein yang disebut faktor pertumbuhan. aktor inilah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah dan penyembuhan luka. Dalam metode pengobatan PRP, kandungan trombosit akan ditambahkan ke dalam plasma darah hingga mencapai 5–10 kali lipat dari konsentrasi normal. Dengan menambahkan konsentrasi trombosit lebih dari biasanya, diharapkan proses penyembuhan akan lebih cepat.

Tahapan yang dilakukan :

1. Pengolesan krim anastesi di seluruh wajah

Rasanya dingin dan beberapa ment kemudian, muka agak kebas.

2. Pengambilan sample darah

Sampel darah yang diambil kurang lebih 40 cc.

3. Pengolahan darah pasien jadi PRP (30 menit)

4. Penyuntikan PRP ke wajah

PRP yang didapat sekitar 3 cc. Proses penyuntikan dimulai dari bagian yang dinilai paling parah, kalo aku di pipi kanan lanjut ke pipi kiri dan dagu (cuma 1 titik). Jidat nggak kebagian karena PRP nya udah habis, saking banyaknya bopengan di pipi. Rasanya gimana? Whoa the pain was 9 of 10! Didn`t expect this! Kalo nggak worth it, serius nggak bakalan mau balik lagi. Proses penyuntikan ini cuma 10 menit.

5. Punch

Guys kayaknya aku salah si ambil treatment bundle ini karena PRP sakit eh dermal punch juga sakit, jadilah kayak babak belur gitu muka aku.  Alat yang dipake dokter kayak gini, bisa disesuaikan juga rasa sakitnya. Aku ambil yang paling minimal karena dirasa mampunya segitu.


Punch dilakuin di semua muka. Tujuan punch ini emang untuk melukai kulit wajah sehingga kulit kita terstimulasi untuk regenerasi. Sakit nggak? Sakit meskipun udah dianastesi. Sakitan mana sama PRP? Sakit PRP. Waktu total untuk derma punch ini juga 10 menit.

6. Penyinaran wajah

Pindah ruangan, mata ditutup selama penyinaran sambil mendengarkan musik. Lumayan rileks dan nggak sakit sama sekali. Waktu total 15 menit.

Setelah rangkaian treatment selesai, aku diresepkan krim anti peradangan gratis dan dioleskan 5x sehari.

Ini muka aku right after the treatment, kalo aslinya merah banget dan rasanya perih sekali, untung nggak pingsan.

Bisa keliatan ya dari fotonya pori-pori muka jadi terbuka gini.

PRP ini ada down period nya ya, di aku sampe 7 hari which is terhitung lamaaa.

Setelah treatment, sempet dioles krim antiradang dan ini nggak boleh kena air selama dua jam. Disarankan cuci mukanya pakai air matang atau air mineral.

Setelah dua jam, kebetulan aku wudhu pake air biasa, rasanya perih banget, langsung oles krim atiradang dan muka merah semua.

Selama down period hanya boleh pake moisturizer, sunscreen, dan krim antiradang ini.

Malamnya.... subhanallah makin perih, serasa ada jarum di seluruh wajah. Hari kedua dan ketiga masih perih dan merah tapi lama-lama berkurang. Di hari ke-2 sampai ke-4, pipi masih merah dan bengkak.

Hari ke-8, baru noticed muka ada perubahan. Kulit yang bopeng-bopeng itu sedikit terangkat, flek hitam bekas dosa-dosa di muka juga memudar bangettt, apalagi di bagian yang memang disuntikkin PRPnya (Yesss aku inget spot nya because I cant forget the pain haha).

PRP ini bener-bener definisi beauty is pain. Sakit tapi bakal nagih. Aku tuh pengen banget punya kulit yang mengarah ke glass skin lah, nah setelah PRP ini I think that`s feasible.

Ini dia perubahan muka ku, no filter ya guys.


Perubahan kulit wajah setelah PRP ini :

  1. Kulit lebih halus
  2. Pori-pori mengecil
  3. Wajah lebih cerah dan flek hitam memudar
  4. Bopeng kecil terangkat sedangkan yang besar, sedikit terangkat. Jaringan ikat di bawah kulit berhasil regenerasi meskipun belum 100% karena ini baru treatment pertama.

Secara keseluruhan dari review ini,

Pros :

  1. Hasilnya sangat worth it
  2. Treatment ini pakai darah kita sendiri jadi aman banget, bahkan banyakloh yang jual plasma darahnya ke produsen perawatan wajah karena emang terbukti khasiatnya. Yuk manfaatin plasma darah kita sendiri.
  3. Harga yang relatif murah, aku udah bandingin sama klinik lain. Untuk prp 2 cc aja di Z*P kisaran 1jt, di E*HA hampir 2jt sedangkan di NMW ini 1jt kurang udah sama punch dan krim lain.

Cons :

  1. Sakitnya nggak banget. Pain tolerance ku lumayan tinggi loh tapi PRP ini udah anastesi, masih sakit banget.
  2. Down time lamaaa. Nggak kebayang kalo harus keluar rumah dengan kondisi muka bengkak. Jadi harus spare time waktu untuk istirahat.
  3. Total waktu administrasinya lama karena sampe 1 jam T_T.

Saturday, 24 July 2021

My First Born has a Speech Delay

This is one of my tremendous journey as a mom.

My first born has already spoke his first words when he was 6 months old but the words he said was disappear when he was 15 months old. I recognized this and I went into pedriatic when he was 18 months old, then the doctor recommended me to give him stimulation at home.

Six months later, the improvement wasn`t good so I decided to specifically go to Child and Development Department.

Hasil konsul pertama di Klinik Tumbuh Kembang :

- SUSPECTED AUTISM -

OMG!

Cirinya :

1. Suka melakukan sesuatu berulang-ulang seperti muter-muter roda, bisa lebih dari 1 jam

2. Getting attached to something, in my case, mobil-mobilan

3. Susah kontak mata (ada tapi tidak selalu)

4. Belum bisa komunikasi dua arah

5. Terlihat belum tertarik dengan anak lain, lebih suka main sendiri

Akhirnya dijadwalin Okupasi Terapi seminggu sekali.

Hasilnya sangat baik, tiap pertemuan pasti ada perkembangan meskipun sedikit. Tiga bulan pertama, anak sudah mulai bisa mengerti arahan atau petunjuk, kontak mata sudah bertambah namun komunikasi masih satu arah. Kemudian evaluasi lagi ke dokter spesialis tumbuh kembang dan dokter spesialis rehab medik, akhirnya, diputuskan kalo MY SON IS NORMAL, alhamdulillah.

Setelah itu, okupasi terapi dilanjutkan dan ditambah dengan terapi wicara.

Awalnya anakku selalu nangis pas terapi wicara, mungkin jadwalnya terlalu pagi. Setelah jadwalnya ganti, dia pun happy. Tiga bulan, ada improvement tapi belum begitu signifikan. Anakku baru di level mencocokan gambar. Tiga bulan selanjutnya sudah bisa identifikasi gambar, sebatas hal-hal yang dia suka dulu (transportasi). Tiga bulan selanjutnya anakku udah suka banget nyanyi. Lagu pertamanya adalah Bingo! (only IAIAO part), setelahnya ada Cicak-cicak di Dinding.

Tiga bulan selanjutnya, WOW!

Hampir seluruh tanda-tanda autism sudah hilang. Dia sekarang suka banget interaksi sama orang lain, bahkan nggak bisa buat asyik sendirian kayak dulu lagi.

Kosakatanya banyak sekali, sudah lebih dari 100 kata, bahkan aku udah nggak hitungin lagi. Total terapi udah 9 bulan dan 3 bulan diantaranya kita pernah terapi di dua klinik, RSIA KMC dan Brawijaya Kemang. It`s all worth it.


Thursday, 18 June 2020

Pengalaman Telinga Anak Iritasi (Anting dr.evoo)

Hi moms, I have a baby girl now. Sebelum baby girl ku lahir, aku belum sempet banyak browsing tentang tindik dan anting untuk baby karena aku pikir bisa langsung ditindik di RS pas lahiran tapi karena aku lahiran pas pandemi corona, dr. bedah anak tidak praktik, jadi nggak bisa tindik di RS.

Long story short, aku dapet rekomen untuk tindik dengan dr. evoo. Aku baca anting dr. evoo ini tipe medical grade yang minimum banget chance untuk iritasi ataupun alergi, tindiknya juga pakai alat tembak jadi less pain, dengan pertimbangan kedua hal itu, aku putusin buat tindik dengan anting dr. evoo. Karena pandemi, dr. evoo lebak bulus tutup, akhirnya hanya bisa tindik dengan rekanan dr. evoo dan waktu itu yang available di domisiliku cuma BWCC Jagakarsa.

Jumat, 29 Juni 2020 aku coba WA CS BWCC dan katanya untuk tindik dr. evoo tinggal datang aja, akhirnya aku pun datang. Pas datang, ternyata kliniknya penuh banget, agak khawatir nggak bisa physical distancing. Setelah pendaftaran, anakku ditindik di ruang bersalin karena mungkin itu satu-satunya ruang yang kondusif saat itu, seperti yang kubilang sebelumnya, klinik lagi rame. Proses tindiknya cepet banget dan nggak berdarah sama sekali walaupun anakku tetep nangis ya moms. Setelah tindik, aku sama sekali gak dikasih instruksi perawatannya huhu. Oh ya, biaya tindik dr. evoo di BWCC Jagakarsa Rp685.000,00.



Aku sempet nanya ke bidan yang tindik,
A : Mba, ini perawatannya gimana ya habis tindik?
B : Cuma dibersihin aja kok bun, dr. evoo mah simple banget bun, tadi aja gak berdarahkan?
A : Iya sih mba

Nah salahku, aku nggak tanya detail juga ya, dibersihin maksudnya pakai air? pakai cairan antiseptic? berapa kali sehari?

Dan ternyata, kata temenku yang pernah tindik dr. evoo harusnya dapet salep yang tiap mandi diolesin di tindikannya huhu, di BWCC aku gak dikasi apapun, too bad.

10 hari kemudian, anakku rewel dan ternyata telinga anakku iritasi :(, bernanah dan bau moms.

Aku pun langsung chat CS dr. evoo dan mereka sangat fast respon. Mereka bilang mereka udah ngehubungin BWCC dan BWCC harusnya ngehubungin aku tapi sampai hari besoknya, nihil moms, I`m dissapointed and we`re done BWCC.

Aku minta tolong ke bagian aftercare dr. evoo untuk dibimbing gimana cara mengobati luka anakku dan mereka sangat helpful. Pertama, aku diminta foto telinga anakku. Ini foto terbaik yang bisa aku kasih karena tiap dipegang telinganya yang luka, anakku nggak nyaman jadi gerak terus (foto menyusul).

Tapi bagian aftercare dr. evoo sepertinya sudah biasa menangani hal ini, mereka jawab,"Bu ini make antingnya terlalu ketat mungkin jadi gak ada sirkulasi udara dan lembab."

[Ini bener bangettt, luka di telinga babyku itu ya karena keteken juga sama piringan belakang antingnya.]

After that, aku diminta bersihin lukanya pakai betadine dan kasa, nanti dilihat perkembangannya selama dua hari.



Nah aku bersihin deh moms luka telinga anakku 3x sehari, hari pertama anting kucopot dan beberapa saat kemudian, udah gak bernanah, tinggal tunggu lukanya menutup.

Di hari kedua, luka anakku udah menutup dan kering, akhirnya aku coba untuk pakaiin antingnya lagi. Beberapa hari dipantau, aman, asalkan kebersihan terjaga. Cara jaga kebersihannya, disabunin tiap mandi pagi - sore dan harus dikeringkan. Alhamdulillah sejauh ini aman.

Wednesday, 10 June 2020

Lika-liku MPASI : Pengalaman Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada Anak Usia 10 bulan

Hamil - melahirkan - ASI checked, hampir no drama.

But MPASI is a different story.

Anak pertamaku, Raqi, mulai MPASI di usia 6 bulan kurang 6 hari, dengan 6 harinya itu untuk latihan menu tunggal. Enam sampai sepuluh bulan usia anak, MPASI lancar. Bulan ke-11, bb anakku mulai nggak naik, di 10.5 kg. Ini grafik BB Raqi :

Di bulan 11, sejak BB Raqi pertama kali stuck, DSA sudah merujuk untuk check laboratorium lengkap karena suspect Anemia Defisiensi Zat Besi. Sebenarnya sih, biasanya cek lab baru dilakukan pas anak dua bulan berturut-turut nggak naik BBnya tapi kata DSAnya,"Bu, saya sering lihat anak-anak full ASI yang BBnya besar kaya si adek, mengalami anemia defisiensi zat besi, kita lebih baik mencegah ya bu, jadi cepet ditangananinya."

Setelah cek lab lengkap, hasilnya....


ini aku cut untuk privacy ya. Intinya, dari range normal 26.08 - 287.6, feritin anakku hanya 3.83. Jauh banget kan moms. Oh iya, definisi feritin dari halodoc :

Ferritin adalah sejenis protein dalam tubuh, yang berfungsi mengikat zat besi. Sebagian besar zat besi yang tersimpan dalam tubuh terikat dengan protein ini. 

Aku kutip dari IDAI :
Gejala dan penyebab anemia defisiensi besi 
Gejala yang paling sering ditemukan adalah pucat yang berlangsung lama (kronis) dan dapat ditemukan gejala komplikasi, a.l. lemas, mudah lelah, mudah infeksi, gangguan prestasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan gangguan perilaku. 
Penyebab defisiensi besi menurut umur 
Bayi kurang dari 1 tahun 
  • Cadangan besi kurang, a.l. karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI ekslusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan. 
  • Alergi protein susu sapi

Nah sebenernya dari usia 4 bulan. aku udah diresepin zat besi merk Ferriz untuk dikasih tiap hari ke anakku tapi karena sejauh ini kupikir anakku baik-baik aja, sehat dan perkembangannya baik, jadi nggak aku kasih setiap hari, paling beberapa hari sekali, itu pun dimulai dari usia 6 bulan dan tidak rutin.

Dilematisnya, aku sempet konsul ke konselor laktasi juga pas pra-MPASI dan menurut konselor laktasi. Hasilnya, ASI aja seharusnya udah cukup untuk anak usia 0 - 6 bulan. Pas MPASI pun, asalkan pola makan baik dan seimbang, anak tidak perlu tambahan zat besi. Jujur, aku sependapat dengan konselor laktasi.

...

Setelah hasil lab di atas keluar, anakku diresepin zat besi merk Maltofer (karena anakku kurang cocok Ferriz). Dosisnya waktu itu 12 tetes, diminum setiap bangun tidur, sebelum mengonsumsi apapun. Tiga bulan anakku konsumsi Maltofer ditambah diet yang berubah, jadi banyak kasih ati ayam (meski dari awal MPASI juga udah sering kasih ati ayam tapi sekarang dosisnya bener-bener aku tambah). Tiga bulan berlalu, belum naik juga BBnya, aku pun ternyata keliru, dalam diet MPASI anak, kandungan lemaknya ternyata kurang banyak. Akhirnya aku perbanyak keju dan santan, tentunya diseimbangkan dengan yang lain.

Stress? Tentunya iya moms. Aku merasa lelah dan hal ini bersamaan juga dengan penolakan anakku  makan di kursi, maunya sambil jalan-jalan keluar rumah. Akhirnya, good bye feeding rules, tiap makan sekarang anakku jalan-jalan, yang penting mau makan.

Sebulan kemudian, BB anakku mulai naik! dan jadi lebih mudah juga kalo makan. Kontrol ke DSA, mulai dikurangi dosis zat besinya jadi hanya 5 tetes namun diet MPASI tetep perbanyak zat besi dan lemak.

Semakin hari, anakku lancar-lancar aja makannya, hampir semua makanan mau, ASALKAN tidak ngemil ataupun minum susu dekat dengan jam makannya. Ini benar-benar harus ketat moms. Kalo menurut dr. Apin, supaya anak mau makan kuncinya cuma dua : lapar dan enak, ku pun sekarang menerapkan dua hal itu.

Ketika anakku usia 1 tahun 9 bulan, BB nya pun udah dianggap oke oleh DSA dan akhirnya stop zat besi tambahan, hanya diperhatikan diet MPASInya.

Aku baru berani nulis cerita ini karena aku merasa sekarang udah selesai drama MPASInya. But trust me, it always feels imposible until it done.

Oh iya, tambahan, sebelnya ADB ini juga menyebabkan masalah melebar kemana-mana seperti perkembangan anak yang lambat. Anakku baru mulai jalan di usia 14 bulan, lancarnya itu di usia 15 - 16 bulan dan dokter bilang, ADB ini bisa jadi penyebabnya.

So guys, perhatikan ya asupan zat besi untuk anak!

Untuk moms yang mengalami hal serupa, BB anak stuck, bisa coba lakuin :
  1. Konsultasi dengan Dokter Spesialis Anak
  2. Perhatikan diet MPASI anak, kandungan, dan takarannya
  3. Stay positive, this too shall pass moms


Monday, 8 June 2020

Review Mamypoko Extra Soft, Mamypoko Royal Soft, Mamypoko Extra Kering, dan Pampers

I`m gonna give a quick review of four popular diapers that I`ve been used for my second baby. I think it may be helpful for mothers out there. These are the diapers that I`ll review:


Semua foto di atas adalah ukuran newborn kecuali untuk merk pampers, itu size S ya moms.

Oke deh, reviewnya aku mulai dari yang paling ekonomis ya...

1. Mamypoko Extra Kering

Plus :

  • Paling ekonomis, untuk size NB-S aku beli di harga Rp53.500 dengan isi 44 pcs (Rp1.215/pc)
  • Paling mudah didapatkan, kalau kepepet di minimarket terdekat hampir selalu ada dan lengkap sizenya
  • Size NB nya relatif besar jadi untuk chubby baby bisa pakai ini
  • Anakku tidak ruam pakai diaper ini


Minus :

  • Diaper ini cenderung kasar permukaannya dibandingkan 3 diapers lainnya
  • Ketahanannya relatif lebih pendek dari yang lain, mesti sering diganti dan sering bocor sehingga perlu effort lebih kalau mau pakai diaper ini
  • Tidak ada indikator penuh atau tidaknya air di diaper


2. Mamypoko Royal Soft

Plus :

  • Mudah didapatkan, meski di minimarket tidak selalu lengkap ukurannya
  • Bahannya lembut banget, cocok untuk bayi baru lahir
  • Ada indikator penuh/ tidaknya air di diaper
  • Ketahanannya lumayan oke
  • Harga oke kualitas segini, yaitu Rp158.900 Untuk size NB84 (Rp1.891/pc)
  • Anakku tidak ruam pakai diaper ini


Minus :

  • Cuttingnya lebih kecil, untuk chubby baby siap-siap beli ukuran diatasnya ya


3. Mamypoko Extra Soft

Plus:

  • Bahannya lebih lembut dari Mamypoko Extra Kering dan Pampers namun tidak lebih lembut dari Mamypoko Royal Soft
  • Cuttingan lebih besar dan ada karet di pinggangnya
  • Ada indikator penuh/ tidaknya air di diaper


Minus:

  • Lumayan sering bocor
  • Sering bocor maka sering ganti, dengan Harga yang sama Mamypoko Royal Soft jadi terasa lebih mahal
  • Anakku ruam pake Mamypoko tipe ini


4. Pampers

Plus :

  • Pampers ini sering kugunakan sebagai remedy Kalau anakku habis coba diaper baru tag ternyata bikin dia ruam. Pampers oke banget buat baby yang kulitnya sensitif, banian yang cocok pake ini.
  • Ada indikator penuh/ tidaknya air di diaper
  • Ketahanannya paling tinggi, bisa tahan 12 jam di anakky panpa bocor, even Mamypoko Royal Soft only last maximum 6-8 hours


Minus :

  • Bahannya kurang lembut
  • Harga paling mahal diantara diapers di atas, Untuk S48 aku beli Rp140.000 (Rp2.916/pc)


Rekomendasiku untuk tau diaper mana yang terbaik Untuk baby kita, baiknya kita trial 1-1, bisa dicoba dari yang paling ekonomis dulu moms :).

Monday, 22 July 2019

Belajar MPASI

Waktu tulisan ini di posting, Raqi udah usia 10 bulan. Berarti udah 4 bulan ya MPASI ini berjalan. Alhamdulillah, nggak nyesel belajar tentang MPASI jauh sebelum Raqi memasuki usia MPASI nya. Fyi, Raqi MPASI pas usia 6 bulan kurang 3 hari. Alasannya karena aku pengen jadi orang pertama yang nyuapin Raqi eh tapi ternyata akunya nggak jadi back to work karena masih berat ninggalin Raqi.

Persiapan pribadi sebelum MPASI

1.     Baca buku tentang MPASI

Buku yang aku baca ini:



Bisa sedikit jadi pengantar tapi kurang `ngena` sih buat aku. Masih menyisakan banyak pertanyaan.

2.     Pantengin IG Stories dr. Meta

Langsung `jleb`sih aku di sini, ternyata banyak banget pemahaman ku yang keliru mengenai MPASI. Alhamdulillah bacanya H-2 bulan sebelum Raqi MPASI. Jadi, aku masih sempet ngejar ketertinggalan informasi.

Satu hal yang berguna banget di aku dan ini kunci aku keluar dari GTM Raqi pas di usia 8 menuju 9 bulan, yaitu :
"Orangtua selalu mengajarkan anak untuk makan tapi tidak mengajarkan anak untuk lapar." 

3.     Konsultasi ke DSA

Seperti biasa sih, aku kontrol sekalian vaksin dan aku dikasih satu brosur yang isinya rangkuman MPASI yang isinya :



Terus juga dikasih brosur lain yang isinya menjabarkan MPASI secara rinci.

Dokter juga pesen,”Bu, inget ya, selalu baca dari sumbernya langsung yaitu WHO atau IDAI.”

Setuju sih. Always try to be informed rather than opinionated.

Akhirnya ku bacalah rekomendasi MPASI dari IDAI (di sini) dan yang paling menarik perhatianku ini tentang Feeding Rules ya.

4.     Konsultasi ke Konselor Laktasi

Untuk memantapkan pemahaman, aku konsultasi ke laktasi. Always in my mind,”Mencegah lebih baik daripada mengobati.”

Aku ini anaknya patuh banget, kalo nggak salah WHO itu merekomendasikan Ibu untuk minimal 5x konsulasi ke laktasi, yaitu : kehamilan minggu ke-28, 36, saat IMD, usia 40 harı bayi lahir, dan ketika mau MPASI.

Nah hampir semuanya aku ikutin. Manfaatnya berasa banget di aku. Selama masa ASI Ekslusif kemarin, Raqi sehat, pertumbuhannya sangat baik, dan dia juga ceria banget. Mommy nya apalagi ya… Jadi untuk urusan kesehatan gini emang masuk prioritas aku banget. Karena guys, kalo anak kenapa2 ini, bisa dibayangkan galaunya kayak gimana…….

Hasil konsul laktasi di Kemang Medical Care (always my favourite).

Kunci keberhasilan pemberian MPASI yang optimal:

1.   Tepat waktu, yaitu 6 bulan

Berikan MPASI dini (4 – 6 bulan) hanya jika pertumbuhan BB bayi tidak baik meski menyusu dan atau bayi masih lapar walaupun sudah menyusu.

Untuk Raqi, harusnya MPASI dimulai tanggal 6 Maret 2019 tapi aku majuin MPASI nya jadi tanggal 3 supaya di weekend. Maju gpp, telat kalo bisa jangan.

2.   Tepat jumlah dan frekuensi

6 – 9 bulan
Tekstur : makanan lumat (disaring, no blender karena menghilangkan tekstur)
Frekuensi : 2 – 3 makan besar, 1 – 2 selingan (selera bayi)
Jumlah : 2 – 3 sdm sd 125 ml

9 – 12 bulan
Tekstur : makanan lembik, cincang kasar, makanan yang bisa dipegang bayi
Frekuensi : 3 – 4 makan besar, 1 – 2 selingan (selera bayi)
Jumlah : 125 ml

12 – 23 bulan
Tekstur : makanan keluarga
Frekuensi : 3 – 4 makan besar, 1 – 2 selingan (selera bayi)
Jumlah : 190 – 250 ml

3.   Tepat bahan (pangan lokal sesuai budaya tempat ibu tinggal)

Kalo di aku, ini case nya Salmon vs Ikan Kembung hehe, di tempatku lebih familiar ikan kembung tapi Raqi nggak begitu suka keduanya jadi lebih sering makanan lain.

Tambahannya.....

10 Prinsip Pemberian MPASI
  • Menyusui selama 6 bulan kemudian memperkenalkan MPASI sambil terus menyusui bayi.
  • Lanjutkan menyusui bayi sampai 2 tahun (on demand).
  • Menerapkan responsive feeding seperti tunggu anak sampai berhenti mengunyah dan suapi lagi beberapa saat. Usahakan juga untuk ikutkan bayi dalam kegiatan makan Bersama keluarga.
  • Kebersihan makanan dan cara menyimpan makanan.
  • Memulai dengan jumlah sedikit lama-lama bertambah banyak.
  • Tingkatkan tekstur makanan sesuai pertumbuhan bayi.
  • Tingkatkan frekuensi makanan sesuai pertumbuhan bayi.
  • Berikan berbagai variasi makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
  • Gunakan makanan terfortifikasi sesuai kebutuhan. Usahakan memasak MPASI sendiri. Highlight usahakan, nggak wajib ya.
  • Pemberian makanan saat bayi sakit: bila bayi sakit bisa menurunkan selera makan – bisa makan lebih sedikit dari yang dibutuhkan. Apabila bayi sakit – tawarkan makanan yang lebih lunak, minum, dan menyusu lebih sering. Ke dokter untuk obati penyakit. Bila sudah sembuh – tawarkan makanan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan yang kurang saat sakit.

Wednesday, 13 February 2019

Perlengkapan Bayi yang disiapkan dari sejak Hamil

Draft ini mengendap cukup lama dan akhirnya aku launching karena mau beranjak ke persiapan MPASI si dedek. Bener-bener nggak berasaaaaa :”. Mempersiapkan keperluan dasar perlu banget dilakukan sejak hamil biar setelah baby lahir, udah bisa fokus urus baby. 

Berikut merupakan perlengkapan dasar yang aku siapkan sejak trimester II kehamilan:

  • Clothing

Kain Bedong
12
Kaos Lengan Pendek
5
Kaos Lengan Panjang
3
Kaos Dalam
12
Setelan Baju Kutung
3
Celana Pendek
3
Celana Panjang
6
Topi
3
Sarung Tangan
8
Kaos Kaki
8
Slabber Bib
6

Catatan: 
Kalau bisa sedia beberapa size untuk antisipasi baby yang ternyata besar. Slabber bib sangat bisa nyusul sih.

  • Diaper

Pampers New Born
1 pack
Popok
20
Krim Anti Ruam
1
Tissue Basah
2
Kapas Bulat
2
Waslap
1

Breast Feeding
Pompa ASI elektrik dan manual
1
Botol ASI
secukupnya
Sterilizer
1
Perlengkapan Pembersih Botol
1
Breast Pad
1 pack

Catatan: kalo yang ini sesuaikan budget gpp. Pompa ASI berguna kalo ternyata baby kita harus disinar dan kita harus pumping, jadi udah siap semua.

  • Bath

Baby Bather
1
Sabun Bayi
1
Shampo Bayi
1
Handuk
2
Minyak Telon
1
Bedak Bayi Padat
1
Sisir Bayi
1
Minyak Kemiri
1

  • Sleep

Perlak
1
Kelambu
1
Selimut
2
Bedding Set termasuk baby box, matress, bedcover, bantal, dan guling
1

  • Health & Clean

Tissue Kering
5
Kapas Steril
2
Jepitan Kuku Baby
1
Cotton Bud
1
Termometer Digital
1
Keranjang Pakaian Kotor
1
Botanina for New Born
1

Catatan: Jepitan kuku baby merk tommee tippie sangat membantu Moms

  • Entertaiment

Teether
1
Buku Kain dan Mainan
1
Stroller
1
Play Matt
1
CCTV
1
Bouncer
1

  • For Mommy

Humidifier
1
Essential Oil Lavender
1
Softex Nifas
3
Sprei
1
Virgin Coconut Oil dan Nipple Cream
1

Mungkin akan berguna bagi referensi Moms yang lagi hamil J.

Review PRP dan Derma Punch di NMW Skin Care Depok

 *Review ini akan di- update secara berkala mengingat aku masih menjalani rangkaian treatment. Tulisan terdahulu ku tentang review NMW ada d...